Dalamperkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan. Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek fungsional. Seni Kriya memiliki unsur pakai artinya seni kriya ini harus memiliki fungsi dalam kehidupan sehari hari.

menegaskandalam penciptaan kriya faktor lingkungan sangat kuat yang perlu dipertimbangkan, karena kriya tidak lepas dari kebutuhan masyarakat. Pada bagian lain, Hartiti (2012) menyodorkan penilaian karya seni lukis untuk anak Sekolah Dasar. Walaupun demikian teori yang diajukan Hartiti cukup menarik pula dipakai Senikriya terapan, yaitu karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang pembuatannya mengutamakan keterampilan tangan dengan tingkat ketelitian dan kerajinan yang tinggi. Karya kriya terapan berupa benda-benda pakai, seperti kipas yang terbuat dari anyaman bambu , kursi rotan, benda-benda gerabah yang terbuat dari tanah liat, dan sebagainya. Contohkarya seni kriya pada masa ini adalah batik, pandai emas dan perak, ukiran kayu, keris, wayang kulit dan wayang golek, dan kerajinan topeng Seni Kriya Tradisional Rakyat (Daerah) Ciri-ciri dari kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisional sesuai dengan watak masyarakat, adab kehidupan, dan lingkungan alamnya Pembuatan dan AbstrakPerempuandi daerah Kerinci sangat diistimewakan, seperti menarik garis keturunan dari pihak ibu (perempuan) yang disebut dengan sistem matrilineal. Selain menarik garis keturunan dari pihak ibu (perempuan) sistem pewarisan juga datangnya dari Perempuan Kerinci Sebagai Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis. Gorga Jurnal Seni Rupa ehGROd.
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/41
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/501
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/305
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/75
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/175
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/515
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/499
  • 6k4n2yse9q.pages.dev/278
  • penciptaan karya seni kriya tidak lepas dari